I made this widget at MyFlashFetish.com.


I made this widget at MyFlashFetish.com.

Saturday, August 17, 2013

68 Tahun Indonesia Dilihat dari Kacamata Komunisme, Sebuah Renungan Kondisi Ekonomi Bangsa

Bismillah, tulisan ini hanya bersifat opini semata, bukan bermaksud untuk memprovokasi atau mencari sensasi, bila dalam tulisan ini terdapat kesalahan mohon dimaklumi dan saya sangat terbuka untuk menerima kritik. Terimakasih

Definisi-definisi:
Komunisme : Faham yang dikembangkan oleh Karl Marx dan Frederich Engels dalam buku Manifest der Kommunistischen, Sebuah buku fenomenal yang mempengaruhi pemikiran pemimpin dunia. Buku ini merupakan buah fikiran dari ketidakpuasan terhadap sistem ekonomi kapitalis yang diperkenalkan oleh Adam Smith, dan kritik terhadap kondisi sosial akibat revolusi industri di eropa.
Komoditas : Sesuatu yang memiliki daya guna dan daya jual.

____________________________________________________________________________________________

Dalam perkembangan kehidupan manusia untuk mempertahankan hidupnya manusia awalnya berburu dan bersifat nomaden, namun kondisi ini nampaknya melelahkan dan kemudian manusia mulai menemukan cara memproduksi kebutuhan mereka melalui cara bercocok tanam sehingga pada gilirannya manusia mulai menetap di suatu tempat. Perkembangan terus terjadi, tiap induvidu memiliki kemampuan yang berbeda dan terjadilah spesialisasi, kebutuhan pun terus berkembang yang kemudian melahirkan sistem barter. Tentu saja hal ini terjadi karena tidak mungkin petani memakan beras setiap hari, keperluan asupan protein juga perlu dipenuhi dan cara termudah adalah dengan menukarkan komoditasnya dengan peternak yang memiliki daging dan membutuhkan beras. Inilah yang disebut sebagai "the double coincidence of wants". Sistem barter ternyata menimbulkan masalah baru, yaitu sulitnya tercapai kesepakatan akan nilai suatu barang. Ketidakpuasan ini pada akhirnya melahirkan mata uang yang pada mulanya berbentuk kerang, kemudian beralih ke logam mulia, dan kemudian menjadi mata uang kertas seperti yang kita gunakan saat ini. Penemuan uang memicu revolusi ekonomi dimana harga barang bisa ditentukan, kemudian revolusi industri semakin memicu pertumbuhan ekonomi. dengan segala modernisasinya industri berjalan dan menghasilkan produk yang tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan bagi produsennya sebagaimana terjadi di zaman dahulu, tetapi dengan biaya pembuatan yang dapat ditekan seminimal mungkin karena meningkatnya efektivitas maka produk yang dihasilkan pun bisa lebih banyak dan orientasinya tidak lagi sekedar memenuhi kebutuhan tetapi orientasinya bersifat komersil.

Segala kemajuan industri nyatanya tidak menyelesaikan masalah. Dibalik meningkatnya efektivitas, menurunnya  biaya produksi, dan melimpahnya ketersediaan komoditas, terbentuk masalah baru yang tak dapat dihindari. Industri bagaimanapun juga memerlukan teknologi, alat produksi, dan tenaga kerja, yang justru hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang memiliki modal. Pemilik modal adalah orang-orang yang paling berkepentingan dengan hasil penjualan, dengan prinsip memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya dan menekan biaya hingga sekecil-kecilnya, mereka akan mencoba mengurangi biaya produksi, mulai dari bahan baku hingga upah tenaga kerja. serta mereka juga akan berupaya meningkatkan harga jual produk mereka dengan berbagai macam cara juga, dengan mengiklankan produk mereka bahkan tanpa segan membatasi jumlah produk yang berada di pasaran. Sementara kaum pekerja (proletar) yang (biasanya) tidak memiliki modal dan alat produksi secara otomatis hanya akan menggantungkan hidup mereka pada upah mereka yang berdasarkan jam kerja, dengan kata lain mereka hanya menjual tenaga mereka yang pada akhirnya habis dieksploitasi untuk mendapat upah yang justru kemudian dikeluarkan untuk membeli barang hasil industri yang notabene menguntungkan pemilik modal.

Disini jelas sekali ada ketidakadilan dimana pemilik modal bisa dengan mudah dengan alasan kepentingannya, mengontrol jumlah barang yang ada di pasaran untuk menjaga kestabilan harga komoditas sehingga tetap berada dalam range keuntungan maksimalnya. sedangkan pekerja hanya bisa membeli barang di pasaran sesuai harga yang berlaku, dan bila mereka berhenti bekerja mereka tidak akan mendapat upah dan keberadaannya tersingkirkan oleh pekerja yang lain. Dalam kasus paling ekstreme misalnya seorang pemilik modal akan membuang kelebihan produk atau menahan suplai produk ke pasaran demi menarik keuntungan sebesar-besarnya. Karena dianggap terjadi kelangkaan maka harga barang menjadi tinggi dan hanya sedikit orang saja yang bisa membelinya. Akibatnya banyak orang yang menderita bila hal ini terjadi pada komoditas-komoditas penting seperti sembako. Ironi lain adalah banyaknya makanan kemasan yang dibiarkan kadaluarsa, padahal di luar sana banyak orang kelaparan. Alasannya orang-orang kelaparan itu tidak mampu menembus harga yang ditetapkan untuk makanan kemasan tersebut. jadi saya simpulkan harga komoditas lebih penting (bagi pemilik modal) daripada nyawa manusia lainnya. Ketidakpuasan terhadap kondisi sosial-ekonomi tersebutlah yang memicu lahirnya komunisme, paham yang menuntut peniadaan kelas, semua kepentingan ekonomi adalah untuk bersama, dan menjunjung sama rata sama rasa. Dalam perkembangan penerapannya yang lebih ekstrim maka penyetaraan dan penghapusan kelas tidak hanya diaplikasikan pada masalah ekonomi saja, namun meluas ke masalah sosial dan religi.

Lalu apa hubungannya dengan Indonesia? Di Indonesia yang sudah merdeka selama 68 tahun ini saya melihat ada pola yang mirip sekali dengan cerita di atas. Kita Bangsa Indonesia adalah negara yang tidak memiliki kemampuan teknologi maupun modal sehingga jelas kita bukanlah pemilik modal. Dan seperti yang kita tahu salah satu sumber devisa negara kita adalah TKI yang notabene adalah pekerja, dengan kondisi ini saya ambil kesimpulan bahwa kita adalah bangsa buruh. Untuk meyakinkan anda maka saya ambil contoh lain. Indonesia terkenal sebagai negara pengekspor bahan mentah (lagi-lagi untuk mendapat devisa) dan pengimpor barang jadi. Apa yang dapat kita simpulkan? Indonesia karena tidak memiliki teknologi, dan modal, (meskipun mungkin memiliki keahlian) terpaksa menjual hasil buminya untuk kemudian diolah oleh negara industri untuk kemudian dipasarkan kembali ke Indonesia dengan harga yang berlipat ganda. INI ADALAH PENJAJAHAN MODERN SECARA EKONOMI. bila kondisi seperti ini terus berlanjut maka bukan tidak mungkin Indonesia akan terus berada di bawah dominasi negara-negara pemilik modal (yang berkepentingan dan mungkin sekali mempermainkan pasar). Di tatanan dunia bisa jadi Indonesia digolongkan sebagai bangsa buruh (proletar). Bila keadaan terus berjalan seperti ini dan terjadi ketidakpuasan yang meluas di Negeri kita bukan tidak mungkin suatu hari nanti akan pecah suatu revolusi di Indonesia. Maka mari kita renungkan, sudahkah Indonesia merdeka? mari kita bangkit dan menjadi bangsa yang mandiri, kuat, dan disegani.

“…lebih baik Indonesia tenggelam ke dasar lautan daripada menjadi embel-embel bangsa lain" -Muhammad Hatta-

Friday, August 2, 2013

99% akankah itu berarti?

Seorang anak laki-laki berpamitan pada kedua orangtuanya, seraya menghidupkan kuda besinya yang telah tua namun masih prima. Bak seorang ksatria dia melangkah dengan gagah dan penuh optimis untuk meraih kemenangan di medan laga. Diiringi do'a restu dari kedua orangtuanya disertai titipan salam dan bekal perjalanan, si anak laki-laki akhirnya memacu sang kuda besi. Berangkatlah ia menuju medan laga yang dimaksud.

Di perjalanan, segala rintangan dilaluinya. Hewan-hewan buas penguasa jalanan dilewatinya dengan mudah hanya dengan bermodalkan kuda besinya yang telah usang namun setia. Aral rintangan tidak ia rasakan, yang ada hanya bahagia mengingat imbalan yang akan ia dapat dari hasil perjalanan ini. Setelah sampai di kota persinggahan, si anak laki-laki ini berhenti di suatu kedai untuk membeli peti untuk mempercantik "bekal perjalanannya", bekal ini sejatinya adalah hadiah yang akan ia berikan untuk PUTERI dari kerajaan seberang. Singkat cerita hadiah tersebut telah siap dan cantik, dalam pertimbangan si anak laki-laki hadiah tersebut sudah layak untuk ia berikan pada sang puteri. Meskipun hadiah itu tak cukup cantik untuk menandingi kecantikan sang puteri yang akan ia temui. Setelah yakin hadiah siap untuk dipersembahkan, sebelum meneruskan perjalanan, si anak laki-laki mengirim pesan melalui ilmu telepatinya pada sang puteri bahwa ia akan segera menuju istana keluarganya. Pesan pun berbalas dengan ucapan konfirmasi dan do'a dari sang puteri.

Si anak laki-laki pun melanjutkan perjalanannya. Rintangan di perjalanan telah ia hadapi, teriknya panas matahari di perjalanan tak jadi masalah, itu tak sebanding dengan "pelatihan" yang telah dijalani si anak laki-laki di gurun pasir nun jauh disana. Dimana berasalnya hadiah yang akan ia persembahkan kini. Semerawutnya hutan rimba beton dijalaninya dengan santai, semua seolah tak ada apa-apanya hingga kemudian ia menemui jalan yang ramah dan tanpa hambatan, sunyi dan menyejukkan, kota dimana istana yang ia tuju berada. Semakin dekat jarak antara dirinya dan tempat tujuan, semakin kegundahan menyelimuti fikiran si anak laki-laki ini. Rasanya seperti sihir, ia bisa tertawa sendiri di jalanan, ia bisa tiba-tiba sedih, ia bisa merasakan sesak di dadanya, bahkan ia bisa merasakan bahwa ia seperti sedang melayang, lupa dan hilang kendali atas kuda besi yang kini ia tunggangi. "Gawat! hampir saja nyawaku terancam" batin si anak laki-laki. Di perjalanan pikirannya kalut, kadang kosong, kadang sibuk sekali. Sihir semacam ini sulit sekali dijelaskan, tapi orang-orang kebanyakan lebih sering menyebut gejala sihir seperti ini dengan nama CINTA.

Beratnya perjalanan baru ia rasakan kini, semakin dekat dengan istana semakin kuat sihir itu ia rasakan. Ia teringat akan perkataan Ayahnya sebelum berangkat. "Nak, apa yang telah kamu persiapkan sebelum berangkat ke sana?" hmm ia kebingungan, ia "hanya" membawa bekal perjalanan, sang kuda besi, dan seragam tempur terbaiknya, meskipun ia merasa cukup tapi entah mengapa masih ada perasaan ragu di dalam dadanya. Baiklah setelah sang Ayah mengetahui kondisi si Anak laki-laki sudah ia rasa siap, lalu pertanyaan berikutnya meluncur. "Jika kamu bertemu Sang Raja di istananya lalu apa yang akan kamu lakukan? apa yang akan kamu bicarakan disana?" pertanyaan yang tak pernah dapat ia jawab dengan jelas, "lihat saja nanti." jawabnya seolah penuh percaya diri. Pikiran kalut ini hampir saja membuat si anak laki-laki memutar balik haluannya, namun bayangan manisnya senyum sang puteri yang telah lama tak ia jumpai menggugurkan kegundahan hatinya. Senyuman yang senantiasa mengisi fikiran si anak laki-laki kemanapun ia berkelana, senyum yang membuatnya selalu kembali ke kota dimana mereka pertama kali berjumpa dahulu. Namun serangan sihir itu rasanya tak habis-habis. Setelah membuat kalut fikirannya, kini serangan sihir itu menyesatkan si anak laki-laki, ia baru menyadari bahwa rute perjalanan yang ia ambil salah. Menyimpangkannya dari tujuan semula. Untung belum terlambat sebelum ia masuk ke hutan rimba yang buas dengan segala penghuni yang ada di dalamnya. Hal ini cukup menggangu, membuat si anak laki-laki cukup kelelahan. ia memutar jalan lalu kembali pada rute yang seharusnya. sang kuda besi masih terus berpacu, melewati medan berbatu yang berbukit-bukit dan melelahkan, untungnya tak ada hambatan lain lagi yang terlalu berarti. Istana rasanya semakin dekat, si anak laki-laki merasa semakin janggal, kini dadanya berdetak-detak kencang sekali, nafasnya terasa sesak, pandangannya mulai kabur dan nyaris kehilangan kesadarannya. Ia mencoba bertahan, pengaruh sihir itu semakin kuat! atmosfir udara di sekitarnya terasa semakin menipis, nafasnya semakin memburu, namun hanya demi bertemu sang puteri, sihir sekuat apapun akan ia lawan, rasanya hidupnya takkan berarti bila tanpa sang puteri ada di sisinya. Di tengah kesadarannya yang semakin menipis, si anak laki-laki masih terus memacu kuda besinya, hingga ia lihat gerbang istana yang ditujunya. Maka terasa berhentilah nafas dan detak jantungnya.

Si anak laki-laki ini merasa bahwa disinilah pusat radiasi sihir itu memancar, rasa hilangnya harapan hidup merasuki rongga dadanya yang terasa hampa udara, sesak berganti sensasi aneh di dada, jantung hatinya seolah meloncat-loncat beterbangan kesana kemari seperti seekor kupu-kupu di taman bunga. Apa yang membuatnya begitu gentar? Ia merasa bukan siapa-siapa, apa tujuannya menempuh perjalanan kesini? apakah ia seorang bangsawan yang merasa pantas untuk memasuki kehidupan kalangan istana? apakah ia seorang yang memang cukup pantas bahkan untuk menghadapkan wajahnya pada sang putri? ia hanya orang biasa! Fikirannya bergulat dengan sengit, tapi toh bukankah semua diri kita ini sama saja? dari manapun kita berasal, apapun latar belakang kita, warna kulit, ciri fisik, suku, budaya, maupun bahasa yang kita gunakan, apakah hal itu akan menjadi penghalang bagi perasaannya pada sang puteri? seharusnya semua adalah sama rata di hadapan Tuhan Yang Maha Esa, dan hanya dengan izin-Nya lah semua hal dapat terjadi. lamunan panjang lebar ini kemudian terpecah ketika pintu gerbang istana terbuka. Tak tanggung-tanggung sang puteri sendiri yang membukakannnya, si anak laki-laki tahu itu, ia sempat menangkap sorot mata sang puteri sebelum ia merasa malu sendiri hanya demi menatap mata seorang gadis yang ia kagumi itu, si anak laki-laki kemudian tersenyum kecil sebelum tertunduk malu. Ia lalu melanjutkan memarkir kuda besinya. Akhirnya ia sampai juga di tempat tujuan setelah perjalanan yang panjang berliku.

Ucapan salam terucap dari mulut si anak laki-laki. Salam bersambut balasan salam dari suara lembut sang puteri, hadiah yang ia bawa kemudian diserahkan pada Paduka Ratu, tak lupa ia sampaikan salam dari kedua orangtuanya. Ucapan terimakasih, ucapan salam balik dan pembicaraan singkat mengalir sebelum kemudian dilanjutkan pada pembicaraan dengan sang puteri, pembicaraan yang ia nantikan sejak lama. Sepasang bola mata yang nampak berkilauan membuat si anak laki-laki menunduk malu beberapa kali. Ada rasa bahagia yang terpercik di dalam dadanya, meskipun suasana di istana tak seperti skenario awal yang ia fikirkan, kesempatan untuk melepas rindu cukup membuat dirinya bahagia. Waktu tak terasa berlalu, meskipun rasanya singkat dan tak ingin untuk mengakhiri pertemuan ini, namun waktu jugalah yang memisahkan. Sang anak laki-laki kemudian berpamitan pulang, pertanyaan-pertanyaan singkat pun hinggap di hatinya seperti rintik-rintik hujan. Akankah semua ini sia-sia? Apakah ini hanya permainan saja? Akankah semua ini membuahkan hasil? Akankah kami dipersatukan? Apakah ia dapat merasakan apa yang aku rasakan? Apakah ia yang akan menjadi pendampingku saat aku bukan lagi hanya sebagai si anak laki-laki?" pertanyaan yang tiada henti tak dapat ia tampung lagi, yang jelas ia telah mengusahakan semuanya yang ia mampu. 99% telah ia kerahkan untuk memperjuangkan perasaannya, 1% lagi yang paling vital hanya dapat ia sampaikan melalui do'a-do'a yang terselip rasa rindu di dalamnya. 1% yang akan mengisi dan menggenapi semua rangkaian cerita hanya dapat diisi dengan izin dari Yang Maha Kuasa.

Di perjalanan pulang, dalam langkah kuda besinya, dalam senyap si anak laki-laki berdo'a. "Tuhan, Engkau telah memberi aku nikmat dan karunia dengan membiarkan aku berusaha dan berencana. Pada akhirnya Engkau jualah yang menentukan hasilnya, apapun yang Engkau berikan padaku aku yakin itu adalah yang terbaik, hanya saja berikanlah hamba-Mu ini kesempatan untuk berusaha dan berencana lebih jauh bersama ia yang telah hamba pilih."

Wednesday, January 30, 2013

cihampelas

cihampelas itu aku
cihampelas itu kamu
cihampelas itu tentang kita
cihampelas itu cinta

walau disana pernah ada perkara
disanalah kita tumbuh dewasa
bilakah aku boleh bermimpi, akan kubeli cihampelas, untuk aku, untuk kita

memaksa?

Belum habis liburan ini, belum kembali aku pergi, belum hilang rasa manis pertemuan kemarin, rasa itu sudah hinggap kembali. perasaan ini sangat berbahaya! dia membuatku berfikir ulang tentang dirimu, mengkritisi semua tindakanmu, bahkan terkadang menghapus kenangan indah bersamamu, walau sekejap saja kenangan itu hilang lalu berganti rasa perih. Dia bernama "ragu", dia selalu mempertanyakanmu, dia seringkali memepengaruhiku. suatu hari aku merasa kamulah yang terbaik! tak sedikitpun aku terpaksa mencintaimu, meski kau tidak sempurna, bagiku itu adalah peluang untukku melengkapimu, tapi terkadang dia hadir! dia yang bernama ragu, entahlah aku yakin di dalam dirimu masih banyak hal indah yang belum ku-jumpai dimana hal itu mungkin menungguku untuk bertemu. Tapi semua perlu proses, termasuk kekurangan kita yang belum juga tertutupi, tapi sampai kapan aku harus menunggu? hal itu membuatku ragu, perlukah aku memaksamu agar menjadi yang ku-mau? tapi kau bahkan tak memaksaku untuk mencintai dirimu. Lalu siapa aku? sebagai apa aku berperan? dan apa yang harus aku lakukan? entahlah dia memang kadang hadir, membuatku bertanya tentang dirimu. Apakah aku memaksa? apakah kau merasa terpaksa?

memaksa? atau menerima? terasa berat, sama saja.

Saturday, November 24, 2012

here and there

today  realized, maybe there is someone out there, a woman that would fit me so much in every aspect. the only problem is i'm here and she is there out of nowhere maybe i don't even know who is she. even if i know her there is another problem, maybe she would not know who am i, just like i don't know myself.
the main problem is, maybe i have waste my whole life with much useless thing which is making me feel so bad. all of those fucking thing left me with no confidence to do anything.

that is NOT a point! i have to look around. here not somewhere out there. i still have a parent, family, someone special, a good friend, mentor, everything! they supported me, motivating me to do my best! they believe in me, why would i complaint so much? the only thing i have to do is look around, anyway i still have much time to change my life, to do what i supposed to do! to reach everything that i wanted! i'm so young, i'm full of chance, i would not die in vain

Saturday, November 10, 2012

DEADLINE, EYANG, dan 10 NOPEMBER

deadline

bismillah, yaa Allah kuatkan saya untuk dapat menulis, dengan niat yang lurus, dengan hasil yang suci dan memotivasi.

hari ini saya mendapat pelajaran, saya perlu membuat deadline saay sendiri, mematuhi, dan melaksanakannya, menekan ego, bekerja sebelum menikmati hadiah, dan tak lupa memurnikan niat.

hari ini di hari pahlawan di kota pahlawan di kampus perjuangan, saya bertemu bapak teknologi indonesia, kemudian mengambil madu fikiran beliau di tengah kegalauan saya akan studi saya di kampus. pulang ke asrama dengan perasaan lelah namun hati senang. kemudian mengobrol dengan supervisor yang ternyata memiliki riwayat hidup di luar dugaan, saya merasa seharusnya saya bisa lebih baik. Saya teringat, mungkin saya terlalu banyak menyia-nyiakan waktu dan potensi di sekitar saya. saya teringat mentor saya, betapa saya sering menyia-nyiakan beliau. astagfirullah...

hari ini penuh dengan catatan sejarah bagi saya, suatu hari pada tanggal 10 november 2009 ada pertanyaan yang mengisahkan hidupku dengan seorang gadis "apa makna hari pahlawan bagimu?" suatu kisah yang kini menyeruak kembali, kisah yang melibatkan aku, sahabatku, dan 2 orang gadis. Hari ini semua itu menjadi satu, 10 November dengan hari pahlawan dan gadis putih, bertemu dengan sahabatku seorang manusia super yang ternyata memiliki tanggal lahr sama dengan supervisorku yang juga super, aku dan 10 okober, dan pendamping hidupku dengan 10 agustus hakteknas dan b.j. habibie entahlah, aku hanya senang mengait-ngaitkan, dan kebetulan semua ada kaitannya.

suatu hari catatan ringkas ini ingin aku kembangkan menjadi suatu tulisan panjang, pasti akan seru. hari ini b.j. habibie menjadi EYANG kami pada tanggal 10 NOPEMBER"

DEADLINE, EYANG, dan 10 NOPEMBER :)

Monday, October 29, 2012

konstruksi

Pernahkah anda melihat pesawat terbang? kapal laut? mobil? motor?
Tahukah anda bahwa semua benda itu dibuat dengan menggunakan perhitungan?
Sebagai mahasiswa perkapalan maka yang saya ketahui adalah aturan-aturan yang dibuat sedemikian rupa sehingga kapal laut dibuat sesuai aturan tersebut.

Lalu kenapa aturan-aturan tersebut diciptakan? berdasarkan pengalaman dan perhitungan tertentu aturan itu dibuat untuk keamanan kapal tersebut. Konstruksi kapal sangatlah vital, kuat dan tidaknya kapal, stabil dan tidaknya kapal, efisien dan tidaknya kapal, serta memungkinkannya atau tidak bagi suatu kapal untuk diinspeksi dan diperbaiki, semua itu tergantung pada konstruksinya. Kawan, ini adalah ciptaan manusia, dan manusia memberi aturan yang sebegitu ketatnya demi kebaikan kapal itu sendiri.

Bagaimana Allah SWT menciptakan manusia? pasti telah ada standarnya! ya! pasti! konstruksi jiwa dan raga, fikiran dan perasaan, otak dan hati, pasti telah ada perhitungannya, dan pasti sangat cermat! sesuai dengan fungsi kita sebagai khalifah di muka bumi. Hanya saja, suatu konstruksi pasti perlu servis rutin, bila ada kerusakan pasti perlu perbaikan juga. Kapal yang platnya sudah tipis, secara mekanika akan menjadi lebih rentan dan memungkinkan platnya tidak mampu menanggung gaya baik external maupun internal, hingga dapat terjadi kebocoran. Kalau sudah bocor siapa yang repot? pemilik kapal kan? bocor masih mungkin diperbaiki, bila karam? habis perkara! Nah begitupun manusia, pasti perlu diservis, diperbarui, bahkan diupgrade. Allah pasti telah menetapkan caranya, yang saya yakini Islam adalah Institusinya, dan ibadah yang ada di dalamnya adalah bentuk paket servis yang harus kita jalani demi kebaikan kita sendiri. Kalau kita "rusak" yang rugi siapa? ya diri kita sendiri kan?

Nah kawan, kalian pasti tahu bahwa Allah adalah yang menciptakan alam semesta dan pastinya dengan perhitungan juga, sesuai janji Allah, Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan ummatnya, jadi saya asumsikan tidak ada rasa sakit yang terlalu berat untuk ditanggung, konstruksi kita telah dihitung sedemikian rupa, begitupun "test" yang harus dijalani, dan tidak ada harga yang terlalu mahal untuk membayar biaya servis, karena bila kita rusak tamatlah riwayat kita.