I made this widget at MyFlashFetish.com.


I made this widget at MyFlashFetish.com.

Sunday, May 6, 2012

CERPENKU : Dunianya Duniaku


Kulihat dia, wajahnya yang lugu tak siratkan sedikitpun akan usianya, sifatnya yang cenderung periang buat orang merasa iba. Seringkali orang meremehkan kemampuannya, namun sebenarnya dia punya sesuatu. Hari ini dia menulis puisi, hal yang tidak biasa bagi orang sepertinya. Begini isi puisinya.

...

Merasa rumit di tengah kesederhanyaannya
Dunianya yang kecil buat kreativitasnya mati
Bukannya tak mau tapi tak mampu

Hidup, namun merasa mati
Dunianya yang kecil buatnya tak mampu merasa
Bukannya tak mau tapi tak mampu

Merasa sepi di tengah hiruk pikuk dunia
Dunianya yang kecil buatnya tak bisa mendengar
Bukannya tak mau tapi tak mampu

Merasa sibuk di hidupnya yang luang
Dunianya yang kecil buatnya tak mengerti
Bukannya tak mau tapi tak mampu

Jika cinta tercipta untuk damaikan jiwa, mengapa cinta harus buat kita merana
Dunianya yang kecil buatnya tak memahami
Bukannya tak mau tapi tak mampu

Jika Tuhan takdirkan pertemuan, mengapa ia pisahkan kami
Dunianya yang kecil buatnya bersedih hati
Bukannya tak mau tapi tak mampu

Jika ini dosa mengapa harus kurasa
Dunianya yang kecil buatnya tak mampu menerima
Bukannya tak mau tapi tak mampu

Jika Tuhan takdirkanku tak mampu mengapa Dia beri ujian padaku
Dunianya yang kecil buatnya tak peduli
Bukannya tak mau tapi tak mampu

...

Semenjak dia bertemu dengan dunia baru, ada hal yang dia sadari. Bahwa dunia tak sekecil yang dia bayangkan, bahwa dia sering merasa besar di dunianya sendiri. Rasa ini guncangkan jiwanya, gelapkan hatinya, rendahkan harga dirinya. Dia tak bodoh, meski terkadang merasa sulit berfikir, Dia tak Apatis meskipun kadang tak mampu memahami orang lain. Harus kuakui dia tak seperti orang kebanyakan, Dia adalah orang yang istimewa. Ya dia istimewa bila kita tak mau mengatakan bahwa dia sebenarnya cacat. Dia hidup di dunianya sendiri, selalu menjadi anak kecil yang manis walaupun sekali-kali meledakkan tangis yang buatku iba. Terkadang dia keluarkan argumen cerdas yang buatku tercengang namun kemudian dia bertingkah biasa, layaknya seorang anak kecil. kemudian ku ingat sesungguhnya dia bukan seorang anak kecil, usianya bahkan mungkin lebih tua dariku, hanya satu rasa yang timbul bila melihatnya, IBA.

Puisi yang dibuatnya buatku rasa malu akan diriku, harus ku akui aku kurang mensyukuri hidupku, dimana aku sebenarnya mampu, namun seringkali aku tak mau. Tak mau untuk melakukan hal yang seharusnya kulakukan. sedangkan dia mau namun tak mampu melakukan. Tak berguna mengutuki kegelapan jadilah penerang ubahlah gelap itu jadi cahaya. Meskipun terkadang hanya mampu menjadi lilin yang menerangi namun perlahan membunuh diri sendiri, namun dia telah mencoba semampunya. Tuhan, hanya padamu kucurahkan segala rasa, Engkau mengerti akan rasa sakit ini, perih yang kurasa karena ingin berubah, melihat dia mencoba semampunya. Dia yang dunianya kecil, dia yang mau namun tak mampu, dia yang hidup di dunianya sendiri. DIA adalah AKU.




No comments:

Post a Comment