I made this widget at MyFlashFetish.com.


I made this widget at MyFlashFetish.com.

Sunday, September 9, 2012

Pencerahan Politik

Bersyukurlah kita hidup di zaman yang serba ada, dimana kita bisa mengakses ilmu pengetahuan sebebas-bebasnya. kali ini saya ingin menyampaikan kisah saya tentang pencerahan politik saya, entahlah mungkin hanya tambahan atau suatu fase dalam hidup saya yang didalamnya mulai timbul kesadaran akan apa itu politik dan kesadaran untuk berpolitik.

Saya yang hidup di lingkungan agamis, pada mulanya menganggap bahwa pandangan politik saya adalah muslim fundamentalis. nuansa politik begitu kental di keluarga saya, karena Ayah saya adalah seorang Dosen yang sedikit banyak memiliki spesialisasi dan pengaruh yang berkaitan dengan bidang itu, tapi saat itu saya hanya seorang anak kecil, kemudian seiring perjalanannya saya menyatakan diri sebagai nasionali. Yang inspirasinya sederhana saja, yaitu arak-arakan 17 agustus di kampung halaman saya, dengan kondisi masyarakat yang bagi saya sangat indah, hal itu begitu menarik hati saya. pandangan pun kembali berubah, beranjak dewasa spirit Nasionalisme di masyarakat agaknya memudar dan berganti dengan isu kemiskinan, kelaparan, dan terorisme. Tentunya ini bukan suasana yang ideal bagi seorang nasionalis yang tertarik pada bidang agama seperti saya.

Satu benang merah yang dapat saya tarik adalah bahwa bangsa ini perlu kebangkitan yang cepat dan bersifat ekstrem, tidak hanya itu, sebagai negara yang sempat menguasai Asia Tenggara maka sudah seharusnya Indonesia melakukan suatu penaklukkan kembali, saya percaya spirit historis seperti itu, akan mampu membangkitkan bangsa yang seolah tertidur ini. Pemikiran-pemikiran ini semakin mendekatkan saya pada faham Fasisme-nya Mussolini maupun NAZI-nya Adolf Hitler. Perjalanan hidup pun berlanjut, takdir Tuhan menyatakan aku tidak mengenyam pendidikan agama secara reguler, 2 kesempatan saat lulus SD dan lulus SMP tidak dapat diraih, bukan karena saya tidak memiliki kemampuan tapi saya tidak mendapat kesempatan. selepas SMA saya menggeluti bidang teknik yang menurut saya adalah kebutuhan paling mendesak bagi bangsa ini, meski kemudian saya tergoda mengikuti ujian ulang untuk mengambil disiplin ilmu politik, saya lolos namun kemudian berfikir ulang dan menetapkan kebulatan hati untuk bertahan di bidang Teknik.

Disini di kampus biru, saya mendapat banyak pengalaman dan pencerahan tentang politik, kampus teknik yang aneh memang. beberapa poin yang menjadi pencerahan bagi saya adalah :
1. Setiap Orang Memiliki Fungsinya
2. Kebenaran Adalah Relatif dan Tidak Bersifat Mutlak
meski begitu hal ini tidak menjadikan suatu pernyataan mutlak juga, sebagai orang yang beragama dan berlandaskan pada agama, saya percaya bahwa kebenaran itu sebenarnya mutlak, tinggal bagaimana kita mengolah dan menyajikannya. ini semua masalah opini publik.

Hari ini saya membaca koleksi buku lama Ayah saya, luar biasa! Judulnya Islam dan Kekuasaan karya Edward Mortimer, saya menemukan banyak missing link yang selama ini saya cari karena tak adanya pengajaran di sekolah yang menyampaikan tentang perkembangan Islam di zaman pertengahan, seolah-olah Islam berjaya dan kemudian lenyap ditelan bumi hingga kini menjadi pesakitan. Saudara-saudara perlu kita ketahui bahwa kegelisahan umat muslim telah terjadi sejak lama, keinginan untuk berubah begitu terasa sejak berabad-abad lalu, namun berbagai macam bentuk revolusi belum juga berakhir, singkat cerita sejarah-sejarah ini begitu membuat saya terkagum-kagum, seolah saya bisa merasakan keadaan dimana revolusi itu terjadi, dari buku tersebut saya menemukan berbagai bentuk pemikiran Islam yang telah ada dan melihat kondisi diri saya sekarang ini. karena saya bukan seorang yang termasuk golongan berpendidikan agama, maka saya lebih tepat (menurut saya sendiri) diberi label sebagai Sekuler Nasionalis yang memiliki ketertarikan di bidang agama dan memiliki impian pendekatan Totaliter terhadap bangsa ini.

Pada intinya saya mendapatkan kesimpulan dimana bahwa pada saat ini saya adalah orang yang memiliki kecenderungan Sekuler seperti Mustafa Kemal Ataturk namun pemukiran saya juga mungkin serupa dengan Maududi dari Pakistan, entahlah ini hanya suatu Fase, mungkin sekarang saya seperti ini, namun esok mungkin tidak, teruslah mencari Ilmu dan berdo'a agar mendapat bimbinganNya, Bismillah :)


No comments:

Post a Comment